BKB (Benteng Kuto Besak) ….. tau kan !

Rencana strategis kota Palembang menjadikan tata ruang kota Palembang lebih baik dibanding dahulu. Dulu, daerah sebrang ilir Palembang khususnya di bawah jembatan Ampera terdapat Pasar Induk, namanya Pasar 16. Disebut pasar 16 karena memang daerah itu terletak di Kelurahan 16 Ilir Palembang.

Pasar 16 yang dahulu identik dengan daerah yang kotor, kumuh, semrawut dan daerah angker karena banyak premannya sekarang bisa diubah tata ruang dan menjadi sedikit membaik. Daerah di bawah jembatan Ampera dahulu merupakan pasar kumuh (pasar buah, pasar sayur dll) sekarang diubah menjadi daerah Wisata. Karena posisinya persis di pinggir sungai Musi dan dahulu merupakan daerah Benteng Kuto Besak (Benteng Kota yang Besar) maka sekarang daerah di pinggir sungai tersebut sekarang di sebut daerah Benteng Kuto Besak.

Pemandangan dimalam hari dengan view jembatan Ampera, sangat indah untuk dilihat
sambil menikmati semilir angin malam.

Palembang : Martabak HAR

One of favorite food di Palembang yang selalu dicari oleh warga Palembang adalah Martabak HAR. Sebenarnya martabak HAR ini pertama kali dipopulerkan oleh warga keturunan Arab H. Adul Rozak sebagai pelopor makanan ini. Tempat pertama kali ada di simpan Jl. Jendral Sudirman dan Jl. Kol Atmo, persis di sudut jalan. Tapi sekarang, cabangnya sudah banyak sekali.

Hm…… restoran ini nih biasanya selalu ramai oleh pengunjung, tempatnya tidak terlalu ekslusif dimana biasanya tata ruangnya : didepan ditampilkan tempat bagaimana cara memasak martabak HAR, lalu baru dibagian agak belakang disediakan kursi meja untuk para pembeli.

Continue reading

Citibank Card officer online 24 hour watching fraud

Saya telah memakai cukup lama kartu citibank, tapi selama ini tidak ada sesuatu hal yang saya anggap berkesan. Seperti biasa pemakai kartu kredit lain, aktivitas perbulannya hampir sama saja, berapa yang kita gesek itu menjadi tanggung jawab kita untuk membayarnya di tagihan bulan berikutnya.Hingga pada suatu malam, dimana saya pada malam itu sedang berada didepan internet untuk mempersiapkan liburan keluarga. Melalui internet yang melakukan transaksi yang cukup banyak via citibank card visa, mulai dari membeli ticket flight online, booking kamar hotel online. Karena untuk keluarga (saya + istri plus 2 orang anak) maka transaksi yang dilakukan pun cukup banyak nilai nominalnya.

Lagi asyik-asyiknya transaksi online, eh ..tiba-tiba sekitar pukul 24.00 malam, saya dikejutkan oleh suara telpon hp saya. Saat saya jawab, rupanya diujung telpon saya adalah petugas citibank yang tiba-tiba menanyakan sesuatu.

“Malam, Pak, saya dari citibank, betul kami bicara dengan bpk X pemilik kartu kredit citibank no Y”, kata petugas diujung sana. Dengan sedikit tergagap karena udah ngantuk saya menjawab, “Betul, ada apa?”. Kemudian petugas citibank memberitahukan bahwa saat ini mereka memonitor bahwa kartu bapak sedang dipakai untuk transaksi online internet dengan jumlah transaksi yang banyak dan jumlah nominal yang lumayan besar. Apa betul bapak yg memakai?

Kemudian dgn spontan sebelum saya jawab Iya atau tidak, saya berkata, “kok saudara tahu, darimana saudara tahu ada transaksi online”. Petugas tsb menjawab, mereka tahu hal itu karena mereka memonitor terus menerus seluruh pemakaian kartu kredit citibank via internet seluruh member citibank secara real time dan terus menerus. Jika ada transaksi yang dianggap anomali atau ada indikasi fraud maka mereka akan mengkonfirmasikan ke pemilik kartu. Akhirnya saya jawab, “Betul, saya yang lagi pakai untuk transaksi A, B, C , D dll”. Kemudian petugas tersebut pamit dan mengucapkan greeting khas citibank.

Dari peristiwa ini, saya paham bahwa untuk pengelolaan kartu kredit ternyata citibank yang terkenal dengan bisnis card, memang sudah sangat siap untuk after sales kartu kredit mereka.

About Palembang : Shalat Jum’at di Mesjid Agung Palembang

Hari Jum’at di bulan Ramadhan biasanya cukup ramai kegiatan di pelataran Mesjid Agung Palembang, kesempatan ini yang tidak saya lewatkan untuk menjalankan ibadah shalat Jum’at di Mesjid terbesar di kota Palembang tersebut. Sudah lebih dari 4 tahun, suasana dan renovasi mesjid Agung telah berubah total. Mesjid Agung yang sekarang jauh lebih megah dan modern dibandingkan dengan sebelumnya.

 

 

Untuk mencapai mesjid dari rumah di daerah tangga buntung tidak terlalu jauh hanya sekitar 3 km. Untuk mencapai ke mesjid agung tersebut, saya di antar oleh istri tercinta sekitar pukul 12.10 AM. Sampai dipelataran mesjid telah terlihat kerumunan pedagang pasar kaget di hari Jum’at. Beragam jualan khas mesjid-mesjid di Indonesia juga tersedia disana, mulai dari pedagang koran, pedagang parfum-parfum kakilima, pedagan pakaian dan kopiah sholat, pedagang alat-alat rumah tangga (kunci, gunting dll).

 

 

Setelah berputar satu kali dan melihat-lihat sekeliling barulah saya masuk ke dalam mesjid saat adzan berkumandang. Suasana sholat Jum’at yang lebih ramai dari hari Jum’at umumnya di luar bulan Ramadhan jelas terlihat beda.

 

 

Allahu Akbar .. Allahu Akbar, ijinkan aku menghadapMu.

 

Around Palembang : Mudik in Style

Selama 3 hari kami mampir di Palembang, tepatnya di rumah orang tua di daerah Tangga Buntung, daerah yang terkenal dengan kerajinan tenunan songket. Daerah Tangga Buntung tidak terlalu banyak perubahan yang berarti, sama seperti dahulu saat tahun 1992 saya tinggalkan.

Selama lebih 2 tahun lebih saya tidak berkunjung ke Palembang, ada hal-hal baru yang telah berubah. Salah satunya adalah telah berdiri hotel Quality Suite di Jalan Jendral Sudirman. Hotel ini melengkapi hotel bertaraf internasional lain yang telah berdiri sebelumnya, seperti hotel Novotel dan hotel Aston.

Selama menunggu buka puasa di hari pertama i Palembang, kami tidak membuang kesempatan untuk hunting makanan tradisional lokal yang sudah jarang ada ditemui, yaitu makanan celimpungan. Celimpungan adalah makanan yang biasanya dimakan untuk sarapan pagi, dengan bahan dasar dari ikan yang dicampur sama tepung sagu (kanji). Makanan ini berkuah putih kehijauan karena kuahnya mengandung santan dan kemiri serta serta tambahan sedikit kunyit.

Akhirnya setelah dapat info dari adik saya, yang sudah lama tinggal di Palembang kami mendapatkan celimpungan itu di daerah pasar kuto, yaitu daerah yang terkenal sebagai daerah lama yang didominasi oleh warga Palembang etnis keturunan Arab.

Nikmat sekali buka puasa hari pertama kami di Palembang.

Palembang : Mudik in style

Sampe juga kami di Palembang pukul 19.00 setelah kami seharian penuh jalan menyusuri lintas timur Pekanbaru – Jambi – Palembang. Wuh … baru teras pegalnya setelah seharian penuh di atas kendaraan.

Sampe Palembang, karena udah lewat magrib dan udah lewat buka puasa, kami sekeluarga berusaha mencari temapt berbuka (walau sudah dapat dibilang makan malam). Sepakat sama istri untuk mencari makanan khas palembang. Akhirnya si Livina kami bawa ke jalan Radial dekat simpang jalan kapten A rivai, untuk mencoba resto ‘Pak Raden’.

Awalnya, kami pikir di resto ini hanya ada pempek dan kawan-kawannya, tapi rupa-rupanya …. nyam..nyam … cukup lengkap menu makanan palembangnya. Ada ‘Pindang Patin’, ada juga ‘Pindang Tulang’, juga ada ‘gulai tempoyak (durian yang diasamkan)’. Saya pun memesan ‘pindang patin’ dan istri langsung pesan ‘pindang tulang’. Capek dan pegal diperjalanan Pekanbaru – Palembang terbayar lunas dengan sepiring nasi plus pindang tsb.

Pekanbaru : Mudik in style continued …


Gak terasa, selama 12 jam perjalanan menyusuri lintas timur Sumatra, tepat jam 18.30 kami tiba di Pekanbaru. Pemandangan khas jika kita dari Medan tentu akan melewati jembatan panjang sebelum masuk ke pusat kota Pekanbaru, kalau gak salah jembatan tersebut namanya “Jembatan Sungai Siak”.

 

 

Di Pekanbaru, info awal untuk penginapan sebelumnya saya dapat dari rekan-rekan di milis : indobackpacker@yahoogroups.com, dimana ada saran untuk mencoba hotel Sabrina (Budget Hotel for Travelers). Lokasinya persis ada di Jalan Nangka (atau jalan Tuanku Tambusai) disebelah RM Pagi Sore.

 

 

Rekomendasi saya mengenai hotel Sabrina cukup lumayan untuk hotel yang saya pikir masih baru, dengan rate budget hotel (sekitar Rp 100rb/malam untuk harga diskon for standard room). Thanks dedicate to nath p [sakura_gunung@yahoo.com] yang sudah memberi info mengenai hotel Sabrina tersebut. Mulai dari budget, kamar, pelayanan, breakfast dengan budget segitu lumayan deh, tapi ada satu hal yang sedikit kurang pas yaitu mengenai kualitas air (air berbau sedikit seperti air rawa), and another is enough.

 

 

Sayang di Pekanbaru kami tidak bisa menemukan SPBU yang baik minimal setara Pasti Pas Pertamina, sehingga ada rasa khawatir akan mengganggu perjalanan kami yang masih panjang. Sungguh ironis, di kota yang terkenal sebagai penghasil minyak terbesar di Indonesia, kami sulit mendapatkan SPBU yang excellent.

 

 

Continue ….

 

Mudik in Style 2007

Untuk kedua kalinya, kami sekeluarga melakukan rutinitas 2 tahunan pulang kampung ke Palembang. Tapi tahun ini ada sesuatu yang berbeda, karena kami merencanakan tidak hanya untuk pulang kampung tapi plus untuk liburan dengan dengan tema ” Mudik in style dengan kunjungan ke tempat saudara ” Mudik ini rencananya akan ditempung mulai dari Medan – Pekanbaru – Palembang – Bandung – Tasikmalaya – Bandung – Jakarta – Serang – Palembang – Pekanbaru – Medan. Huh…. cukup panjang bukan …he..he..

Schedul yang sudah terencana untuk first trip adalah Medan – Pekanbaru. Sebelum perjalanan dilakukan kami tidak terlalu banyak melakukan persiapan seperti tahun-tahun sebelumnya. Mungkin ini disebabkan oleh karena bisa jadi kami pernah melakukan sebelumnya ataupun mungkin karena kami agak kecapekan dalam bulan puasa.

Cuma yang agak dilakukan persiapan cukup detail adalah persiapan kendaraan kami. Grand Livina yang akan kami bawa sudah dilakukan service berkala 1 minggu sebelumnya, kemudian tak lupa sehari sebelum perjalanan dimulai dilakukan cek rutin oli, air wiper, air accu dan cek tekanan ban mobil. Tak lupa juga persiapan peralatan untuk keperluan kendaraan yaitu senter, kunci mobil, dan peralatan car care lainnya.

Keperluan lain yang dipersiapkan adalah pengaturan seat mobil sehingga akan membuat santai si kecil Rezi dan Zila. Susunan seat kami susun dengan menutup satu seat baris kedua dan membuka seat baris ketiga. Sehingga si kecil dapat leluasa untuk tidur nyaman, hal ini dapat dilakukan karena susunan seat Grand Livina cukup membantu dilakukan secara customize. Tak lupa juga kami membawa bed cover, bantal untuk kenyamanan si kecil.

Tambahan perlengkapan yang kami bawa adalah petunjuk peta lintas sumatra untuk petunjuk arah, info hotel/penginapan di Pekanbaru & Bandung, List bengkel Nissan, List SPBU Pasti Pas di Jakarta & Bandung, List tempat makan favorit di Pekanbaru, Bandung & Jakarta.

Start dari Medan kami akan memulai perjalanan pada tanggal 23 Sept 2007 via jalan darat dengan menggunakan kendaraan pribadi. Tujuan perjalanan adalah Medan dengan tujuan Pekanbaru.

Perjalanan dimulai start jam 4.30 subuh mulai bergerak dari Medan setelah kami sahur dirumah. Shalat Subuhpun kami sengaja tidak dilakukan dirumah karena dengan tujuan untuk menghemat waktu, sehingga shalat subuh kami lakukan di Tj. Morawa (+- 25 km dari Medan) sekitar jam 5.30.

Perjalanan pagi memang lebih menguntungkan karena kendaraan truk, bis dan kendaraan lainnya tidak begitu padat sehingga perjalanan keluar dari Kota Medan yang biasanya padat dapat dilalui dengan cepat sehingga tanpa terasa kota Lubuk Pakam, Bengkel, dan Tebing Tinggi dilalui dengan cepat.

Continued ….